Debit air di Sungai Cimanuk mengalami penurunan drastis pada musim kemarau tahun ini.


Akibat penurunan debit air itu, sejumlah irigasi teknis tak bisa ngairi ribuan hektare area pesawahan dibeberapa kecamaran di Kabupaten Garut. "Saat ini debit air sungai Cimanuk itu hanya 30 sentimeter. Padahal normalnya itu dikisaran 60 sampai 90 sentimeter. Sekarang 60 Persen berkurang debitnya". Ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut Uu Saefudin kepada wartawan saat ditemui di kantornya kamis (18/10/2018). Aliran sungai Cimanuk ini diambang krusial dan beberapa lahan pertanian terancam kering dan tak bisa ditanami padi. "Saat ini warga juga sudah mengubah cara tanamnya, yakni selain padi juga palawija". Terangnya.

Pengurangan debit air, lanjutnya, karena tak ada hujan di hulu sungai. Biasanya dimusim kemarau, hujan tetap turun di wilayah hulu. "Sekarang di Garut merata belum hujan. Jadi air tak mengalir ke sungai". Ucapnya.

Uu menerangkan ada beberapa irigasi yang tak teraliri air, yakni di Kecamatan Cibatu dan Kecamatan Banyuresmi. Sedangkan air ke sejumlah irigasi diatur agar bisa mendapat bagian. "Sekarang diatur aliran airnya biar lebih efisien. Untuk air minum saja sudah kurang. Contoh di irigasi Cimaragas, waktu tertentu bisa hilang airnya karena pindah ke irigasi lain". Katanya.

Dari 38 irigasi teknik, Uu menyebut ada 2 irigasi yang sudah tak teraliri air. Pihaknya pun tengah mengusulkan penambahan 71 irigasi teknis untuk mengaliri lahan yang produktif.





Sumber : radartasikmalaya(@infogarut)
Show comments